bentuk pemerintahan bugis makassar di masa Lontara -->

bentuk pemerintahan bugis makassar di masa Lontara

Bugis-Makassar dikemukakan dengan timbulnya masa kacau, karena ketiadaan penguasa langit diatas bumi, manusia (masyarakat) menjadi kacau-balau. Yaitu ditandai dengan rakyat hidup liar, bunuh menbunuh. Pemimpin- pemimpin kaum (anang) kembali berpecah belah merebutkan pimpinan dalam kaummya. Meraka tak mampu menciptakan persatuan dan perdamaian antar kaum. 

Namun dalam keadaan demikian mereka pun rindu pada perdamaian dan ketentraman yaitu dengan mengharapkan datangnya pemimpin atan penguasa yang dapat menghimpun seluruh kaum yang saling bermusuhan, 

Tapi menghimpun kembali rakyat dalam suatu persekutuan hidup yang lebih besar dan kuat menjamin ketentraman, memerlukan suatu kepemimpinan yang lebih tangguh dari kepemimpinan dari kaum (anang), yaitu suatu negara yang dapat melindungi dan meliputi seluruh anang. Maka datanglah kekuasaan Lontara dengan konsepsi kekuasaan To-Manurung (orang yang turun) kecuali di Wajo.

Periode Lontara ini manusia biasa sudah mulai memegang peranan penting. Perjanjian antara To-Manurung dengan orang biasa ( rakyat dan pemimpin anang)dinyatakan dengan tegas dalam Lontara’. Karena dalam Lontara’ bercerita tentang kedatangan To-Manurung baik di Bone maupun di Gowa., dijumpai keadaan masyarakat yang tidak memuaskan 

orang hidup dalam kelompo kaum, yang di ikat dari rasa seketurunan dari seorang nenek moyang tertua, dan dalam system kepemimpinan patrimonial. Tiap kaum hidup memencilkan diri dalam bentuk persekutuan territorial yang tertutup pada persekutuan dan kelompok kaum lainnya.

TerPopuler