pengertian dan sejarah budidaya rumput laut -->

pengertian dan sejarah budidaya rumput laut

Rumput laut adalah nama umum untuk menyebut pelbagai jenis organisme laut yang dikenal sebagai alga. Penggunaan istilah rumput laut kadang menimbulkan kerancuan karena dipakai untuk menyebut dua kelompok tanaman laut yang berbeda, yaitu lamun (seagrass) dan gulma laut (seaweed). Justru di Indonesia kata rumput laut lebih sering digunakan untuk menyebut gulma laut (seaweed). Meskipun secara botani alga bukan golongan rumput-rumputan.

Dalam artikel jenis dan manfaat rumput laut di Indonesia ini pun, yang dimaksud dan akan dibahas adalah rumput laut sebagai seaweed atau gulma laut. Mengingat di masyarakat istilah ‘gulma laut’ kurang populer.

Rumput laut (atau lebih tepatnya gulma laut) adalah alga makroskopik yang hidup di perairan. Layaknya alga lainnya, rumput laut tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Seluruh bagian rumput laut disebut talus (thallus). Talus pada rumput laut ada yang tanpa percabangan dan bercabang-cabang dengan sifat mulai dari lunak, keras (diliputi zat kapur), seperti tulang rawan, hingga berserabut.

Karena tidak memiliki akar, rumput laut hidup dengan menempel pada substrat (fitobintes) baik pasir, lumpur, kayu, karang mati, maupun kulit kerang. Rumput laut hidup di perairan laut dangkal hingga kedalaman 200 meter. Daerah persebarannya mulai dari perairan beriklim tropis, subtropis, hingga perairan dingin.

Sejarah budidaya rumput laut

Istilah rumput laut sudah lazim dikenal dalam dunia perdagangan. Istilah ini merupakan terjemahan dari kata “seaweed”. Rumput laut sudah dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia sejak zaman kekaisaran Shen Nung sekitar tahun 2700 sebelum masehi. Rumput laut pada masa itu dimanfaatkan sebagai obat-obatan dan bahan makanan oleh masyarakat timur. Kemudian tahun 65 sebelum masehi rumput laut dimanfaatkan sebagai bahan untuk alat-alat kecantikan pada masa kekaisaran Romawi. 

Rumput laut digunakan sebagai pupuk sejak abad ke 4 kemudian digunakan secara besar-besaran setelah abad ke 12 oleh Perancis, Irlandia dan Skotlandia. Secara ekonomis, rumput laut baru dimanfaatkan sekitar tahun 1670 di Cina. Pemanfaatan rumput laut di Indonesia pertama kali di ketahui oleh orang-orang Eropa pada tahun 1292 yang melayari perairan Indonesia, mereka mencatat bahwa penduduk yang mendiami pulau-pulau di nusantara telah mengumpulkan alga laut sejak berabad-abad lamanya untuk sayuran, namun penggunaanya masih sedikit dan terbatas pada keluarga nelayan saja. Secara resmi pengembangan budidaya rumput laut di Indonesia mulai dirintis sejak tahun 1980-an guna merangsang terjadinya pertumbuhan ekonomi wilayah pesisir.

Usaha budidaya rumput laut sendiri merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk menambah dan meningkatkan pendapatan petani (masyarakat pesisir) dengan cara mengendalikan perkembangan dan pemanenan rumput laut, menurut departemenkelautan dan perikanan “ pengembangan budidaya rumput laut merupakan sesuatu alternative pemberdayaan masyarakat pesisir yang mempunyai keunggulan dalam hal produk yang dihasilkan mempunyai kegunaan yang beragam, tersedianya lahan untuk budidaya yang cukup luas serta mudahnya teknologi budidaya yang diperlukan “

TerPopuler