masalah promosi kesehatan dalam pembangunan indonesia sehat -->

masalah promosi kesehatan dalam pembangunan indonesia sehat

MASALAH PROMOSI KESEHATAN DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA SEHAT - Indonesia saat ini menghadapi permasalahan masih tingginya angka penyakit infeksi juga peningkatan penyakit degeneratif, buruknya kondisi lingkungan serta belum baiknya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat diduga menjadi penyebab permasalahan tersebut.

Implementasi program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang telah dirancang pemerintah, masih memenuhi banyak kendala di berbagai daerah. Keberhasilan program akan dipengaruhi oleh adanya contoh atau panutan dari petugas kesehatan bagi masyarakat. Namun demikian,hasil pengamatan menunjukkan bahwa para petugas kesehatan masih banyak yang menjalanakan pola-pola perilaku tidak sehat seperti merokok dan mengkomsumsi minuman beralkoholyang bahkan dilakukan di lingkungan kantor dinas kesehatan.

Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan nasional. Hal ini dapat dilihat bahwa promosi kesehatan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015-2019 melalui peningkatan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya melalui terciptanya masyarakat,bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta dalam lingkungan yang sehat,memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah republic Indonesia

Dalam perkembangannya pusat promosi kesehatan melihat ada beberapa hal yang perlu dilihat kembali sesuai dengan tugas pokok dan fungsi promosi kesehatan dan kebijakan promosi kesehatan baik di pusat maupun didaerah, serta masalah-masalah yang menyangkut kesehatan yang sering terjadi pada saat ini yang sangat terkait dengan promosi kesehatan. Masalah yang penting dan perlu disikapi adalah:
  1. Lemahnya dalam koordinasi,sinergisme,dalam penyusunan perencanaan antar program daerah
  2. Sukarnya merubah mind set paradigma sakit ke paradigma sehat yang sudah tidak sesuai lagi dalam pembangunan kesehatan
  3. Lemahnya kemauan dan kemampuan dalam menyusun rencana promosi kesehatan dan strateginya yang bersifat makro dan berjangka panjang
  4. Kurang kuatnya memahami konsep promosi kesehatan dan berbagai metode promosi kesehatan
  5. Koordinasi dan antar pusat dan provinsi yang masih kurang
  6. Terbatasnya sumber daya yang dapat menunjang upaya promosi kesehatan
INDONESIA SEHAT 2015-2020
Terdapat dua tujuan kementrian kesehatan pada tahun 2015-2020 yaitu
  1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat
  2. Meningkatkan daya tanggap dan perlindungan masyarakat terhadap resiko sosial dan financial di bidang kesehatan
Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontium siklus kehidupan yaitu bayi ,balita,anak usia sekolah,remaja,usia kerja,maternal,kelompok lansia

Tujuan Indikator kementrian kesehatan bersifat dampak dalam peningkatan status kesehatan masyarakat,indicator yang akan dicapai adalah:
  1. Menurunkan angka kematian IBU dari 359 per 100.000 kelahiran hidup
  2. Menurunkan angka kematian bayi dari 32 menjadi 24%per 1.000 kelahiran hidup
  3. Menurunkan presentase BBLR(berat badan lahir rendah) dari 10,2 menjadi 8%
  4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyaraka
  5. Meningkatkan upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat

SASARAN STATEGIS INDONESIA SEHAT 2015-2020
  1. Meningkatkan presentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 85 %
  2. Menurunkan presentase ibu hamil kurang energy kronik sebesar 18,2%
  3. Meningkatnya presentase kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan perilaku hidup bersih dan sehat sebesar 80%
  4. Penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi tertentu sebesar 40%
  5. Kab/kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kegawatdaruratan kesehata masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%
  6. Menurunkan prevelensi merokok pada usia <18 5="" br="" sebesar="" tahun=""> 7. Presentase ketersedian obat dan vaksin di puskesmas sebesar 90%
    Presentase tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntuhkan untuk akses pelayanan e-health sebsesar 50%
    Jumlah SDM kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak 56,910 orang
    Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan sebanyak 5.600 puskesmas
    Presentase RS kab/kota kelas c yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%

TerPopuler