sistem pemerintahan bugis makassar periode Butta Gowa -->

sistem pemerintahan bugis makassar periode Butta Gowa

Periode ini ditandai dengan adanya Sembilan buah kelompok kaum (anang) yang kuat dengan bori’ (wilayah teritorial) masing-masing dipimpin oleh seorang ketua kaum disebut Karaeng (arrongguru/gallarang), tiap bori’ mempunyai panji atau bendera yang di sebut bate. Sebgai lambang kebesaran dan kemerdekaan. Untuk memelihara perdamaian diantara kesembilan bate itu, mereka bersama-sama memilih seorang ketua yang disebut paccalla (yang mencela) dari kalangan mereka sendiri yang hanya berperan sebagai wasit jika timbul sengketa diantara merekadan bukan merupakan ketua tertinngi sebagai kaum, melainkan hanya berperan sebagai penasehat dalam memeilihara perdamaian. 

Akan tetapi lambat laun sesuai dengan kebutuhan, diperlukan adanya pimpinan yang lebih daripada hanya sebagai wasit sengketa, yaitu yang dapat dan lansung menyatukan semua kaum dalam persekutuan yang lebih besar. Maka bersepakatlah mereka mencari tokoh yang sama sekali bebas dari hubungan kelompok-kelompok kaum yang ada . Tokoh itulah nanti yang aan diserahi tugas mempersatukan kaum kedalam persekutuan yang disebut Butta Gowa (Negara Gowa). Ketua kaum yang diserahi tugas mencari tokoh itu adalah Gallarang Manngasa dan Gallarrang Tombolo.

Akhirnya menurut Lontara’ , kedua Gallarrang itu menemukan tokoh yang mereka perlukan yakni seorang To-Manurung di atas bukit Tamalate, ia seorang wanita, dan mereka sepakat menjadikannya Raja melalui perjanjian bersama. Tapi walaupun hal ini telah ditetapkan dan ditaati bersama, kekuasaan dan pimpinan atas kaum tetap berada di tanga sembilan ketua kaum yang dalam pertumbuhan raja Gowa, juga menjadi anggota Dewan Kerajaan yang disebut Bate Salapang ri Gowa. Keturunan To-Manurung disebut anak Karaeng ri Gowa, yang tidak boleh menjadi penguasa lansung atas kaum ke sembilan tersebut.

To-Manurung ini banyak yang menikah dengan Karaeng Bayo, yang datang bersama-sama datang ke Gowa dengan Lakipadada (tokoh dalam legenda orang Toraja), menurungkan Raja-Raja Gowa.

Butta-Gowa sebagai suatu kerajaan diperintah oleh seorang Raja keturunan To-Manurung, disebut Sombaya ri Gowa . dalam menjalankan pemerintahan sehari-hari , raja didampingi oleh para pembesar keram jaan n(menteri kerajaa) terdiri atas :
  1. Tu-Mabbicara Butta, sebagai Mangkubumi atau Perdana Menteri, bertugas memimpin penyelengaraan kekuasaan, membagi kekuasaan untuk diselenggarakan atau dijalankan oleh pembesar-pembesar lainnya dalam Kerajaan Gowa dari keturunan To-Manurung (warga ana Karaeng ri Gowa).
  2. Tu-Mailalang Toa, yang mengatur hubungan kekuasaan antara Raja Gowa kepada Raja-raja bawahan dalam kerajaan, yaitu menyampaikan titah raja kepada Rakyat, melalui raja-raja bawahan dalam kerajaan (Warga ana’ Karaeng ri Gowa).
  3. Tu-Mailalang Lolo sebagai menteri kerajaan yang menyalurkan kehendak rakyat guna membela kepentingan mereka dalam musyawarah kerajaan secara garis besar mengatur keejahteraan rakyat.
  4. Tu-Makkajangnangang. Yaitu menteri kerajaan yang memegang urusan keamanan dalam Negeri, dengan menjadi penuntut umum kerajaan dan mengatur tata tertib dalam lingkungan pejabat-pejabat istana Raja Gowa (Warga ana’ Karaeng ri Gowa).
  5. Pati-Matarang yaitu Menteri Kerajaan yang smengatur urusan pertahanan dan peperangan serta menyusu lasykar-lasykar untuk dikerahkan ke medang perang.

TerPopuler