pemerintahan bugis makassar pada masa zaman belanda -->

pemerintahan bugis makassar pada masa zaman belanda

Batu berasal dari nama sebuah kerajaan kecil yang di wilayahnya banyak di jumpai batu-batu besar. Wilayah kerajaan kecil ini terletak di lereng sebelah selatan pegunungan Lati Mojong. Sekarang wilayah ini termasuk wilayah desa Batu Kecamatan Dua Pitue kabupaten sidenreng rappang.

Kepala pemerintahan kerajaan kecil ini bergelar arung batu (puang ta I batu artinya yang menguasai kerajaan batu).

Sesuai dengan informasi yang dapat di kumpulkan dari pemuka-pemuka masyarakat, baik yang pernah memegang kekuasaan di daerah batu maupun yang tidak, baik yang berdomisili di batu maupun di Tanru Tedong dan Lancirang di katakana bahwa kerajaan batu pada zaman belanda karena pernah bergabung dengan kerajaan Rappang.

Penggabungan ini tidak jelas apakah kerena tunduk di bawah kekuasaan ataukah kerena kebetulan Arung Rappang juga di angkat jadi Arung (raja) di batu.karena perangkapan jabatan pada dua kerajaan sudah menjadi tradisi bagi kerajaan-kerajaan di wilayah Aja Tapparang sejak zaman dahulu. Hal ini dapat di buktikan pada kerajaan Rappang dan Sidenreng di zaman pemerintahan Arung La Sadapotto.

Pada kerajaan Rappang dan Sawitto pada zaman pemerintahan Arung I Tenri. Demikian juga dengan Arung Otting, yang bernama Andi Pabbeka dengan gelar Petta Otting, pernah merangkap sebagai Arung dan Arung di Batu. Perangkapan jabatan pada dua kerajaan mudah terjadi kerena pada umumnya Arung (raja) dari kerajaan-kerajaan kecil di wilayah ini masih mempunyai hubungan keluarga yang dekat.

Menurut informasi dari imam desa Batu bahwa Arung (raja) pertama yang menguasai kerajaan batu ialah: Andi Layyana dengan gelar Patta Lababo.

Setelah masa pemerintahan lababo berakhir maka kerajaan batu bergabung dengan kerajaan Rappang di bawah pemerintahan Arung Rappang yang bernama Andi Bunga (Petta Bunga). Menurut informasi pada saat pemerintahan Andi Bunga maka kerajaan Batu setiap tahunnya menyetor Sima ke Rappang. Pada saat berakhirnya pemerintahan Andi Bunga maka beliau di gantikan oleh Andi Bausat. Arung Andi Bausat masih tetap berkedudukan di Rappang. Oleh karena jarak Rappang dan Batu cukup jauh, menyukarkan Arung (raja) untuk mengadakan control setiap waktu ke wilayah Batu.

Untuk mengatasi masalah ini maka Arung Rappang Andi Bausat mengangkat seorang pelaksana harian yang bernama Dg. Pasolong dengan Gelar jabatan Sulle Watang. Tidak lama kemudian Andi Bausat turun tahta. Pada saat itulah kerajaan batu menyatakan diri terpisah dari Rappang.

Kemudian bergabung dengan enam kerajaan kecil lainnya yang wilayahnya berdekatan. Kerajaan-kerajaan yang bergabung itu ialah: Betao sekarang menjadi Desa Betao, Kalempang, Paraja, Lamarrang, Barang Mamase, Batu dan Barukku. Gabungan dari tujuh kerajaan ini di beri nama Distrik Pitu Riase

Pitu artinya Tujuh, Riase artinya diatas maksudnya pegunungan. Jadi Pitu Riase maksudnya tujuh kerajaan kecil yang wilayahnya terletak di pegunungan. Yang menjadi Arung(raja) pertama setelah terjadinya penggabungan itu ialah: Andi Patimangi dengan gelar kepala Distrik Pitu Riase berkedudukan di Tanru Tedong. Sejak saat itu kerajaan Batu setiap tahunnya menyetor Sima ke Tanru Tedong.

TerPopuler