sejarah agama kristen dan perkembangan agama kristen -->

sejarah agama kristen dan perkembangan agama kristen

Sejarah aliran perkembangan agama keristen


Pendiri agama Kristen adalah seorang Yahudi bernama Yesus, yang lahir di Betlehem, Palestina, antara tahun 8 hingga 4 SM. Tradisi biasanya menyebutkan bahwa dia lahir dalam bulan Desember tahun pertama era Kristen yaitu, tahun 1 M, akan tetapi telah diketahui sekarang bahwa hal ini salah. Dalam catatan-catatan yang menyangkut Yesus -yakni Injil, empat di antaranya terdapat dalam perjanjian baru yang ditulis Matius, Markus, Lukas, dan Yahya- kita diberi tahu bahwa dia lahir selama berkuasanya Raja Herodes dan pada saat Kerajaan.

Romawi melaksanakan sensus penduduk. Kerajaan Romawi melaksanakan sensus penduduk empat belas tahun sekali. Sensus pertama berlangsung tahun 6 M; ini berarti bahwa sensus sebelumnya dimulai tahun 8 SM, selama pemerintahan Kaisar Augustus dan tanah Judea diperõntah Kerenius yang dapat kita baca dalam Lukas 2:1-5. Kita juga diberi tahu tentang bintang yang menuntun orang Majus ke tempat Yesus berada, dan astronom Keppler, menghitung bahwa timbul konjungsi antara Saturnus, Jupiter, dan Mars kira-kira tahun 7 SM yang menampakkan kesan sebagai bintang baru yang terang benderang. Semua data ini mendukung kesimpulan bahwa Yesus lahir antara tahun 8 hingga 4 SM. Kita juga dapat menentang pendapat bahwa Yesus lahir bulan Desembers karena dalam Injil Lukas terdapat gembala yang menggembalakan ternaknya pada malam hari (2:8). Namun di Palestina pun cuaca dingin dan turun sadju, jadi saat kelahiran itu pastilah di luar musim dingin karena para gembala tidak akan keluar pada saat tersebut. Musim yang lebih mungkin adalah musim semõ atau musim rontok.

Penganut ajaran Kristen percaya bahwa ibu Yesus, yakni Maria, melahirkan Yesus dalam keadaan masih perawan dan belum bersetubuh dengan suaminya yaitu Yusuf. Anak tersebut lahir karena kekuasaan Tuhan melalui roh kudus. Kaum Katolik bahkan berkeyakinan bahwa Maria tetap perawan setelah kelahiran Yesus. Saudara laki-laki dan perempuan Yesus yang disebutkan dalam Markus 6:1-6 adalah anak-anak Yusuf dari
perkawinannya yang terdahulu.

Tidak banyak yang kita ketahui tentang Yesus di masa kanak-kanak; kisahnya mulai banyak diungkapkan untuk perjalanan hidupnya setelah berusia tigapuluhan, saat dibaptis oleh Yahya. Yahya membaptis manusia sebagai persiapan mereka untuk menerima kedatangan "juru selamat;" pada waktu Yesus datang, dia menolak membaptis Yesus dengan menyatakan bahwa Yahya tidak pantas membaptis Yesus, bahkan sebaliknya dialah yang pantas dibaptis. Namun Yesus tetap meminta Yahya membaptis dirinya; setelah dibaptis dia mengasingkan diri selama 40 hari dan memikirkan "juru selamat" yang bagaimanakah sebenarnya. Selama itu iblis menggoda dia, membujuk Yesus agar menjadi pahlawan bagi bangsa Yahudi, atau memenangkan dukungan bangsanya lewat perbuatan kegaiban atau dengan memenuhi kepuasan material bangsa Yahudi. Yesus menolak godaan ini, karena Dia sadar bahwa Dia haruslah "juru selamat" yang menderita, yang akan mati demi bangsanya. Setelah meninggalkan gurun, dia memilih dua belas orang sebagai teman dan muridnya. 

Murid-murid ini mempunyai latar belakang yang beragam: Petrus dan Andreas adalah bersaudara dan nelayan miskin; Yacob dan Yahya, juga bersaudara, adalah nelayan juga, namun lebih makmur; Matius (atau Levi) adalah pengumpul pajak yang bekerja bagi orang Romawi; ada anggota kelompok Zealot yang fanatik; dan Yudas Iskariot, orang yang pada akhirnya mengkhianati Yesus dan menyerahkannya kepada musuhnya. Dari kedua belas muridnya, Petrus, Yacob dan Yahya merupakan teman Yesus yang paling dekat. Dalam Markus 6:1-6 Yesus disebut "tukang kayu," dan dari sini diasumsikan bahwa sebelum terkenal, Yesus meneruskan profesi ayahnya sebagai tukang kayu. Kita tidak mengetahui latar belakang pendidikannya walaupun mungkin dia memperoleh pendidikan dari cendekiawan monastik Yahudi, yakni kaum Essenes, yang ajarannya banyak mirip dengan ajaran Kristen. Namun dari kitab-kitab Injil dapat kita lihat bahwa dia adalah manusia yang cerdas, arif dan penuh humor. Ajarannya dia sampaikan lewa perumpamaan, dongeng, kisah-kisah pendek.

Yang mengandung makna mendalam. Teknik pengajaran seperti inilah yang ditempuh para rabbi karena lebih mudah menangkap makna lewat kisah-kisah pendek dibandingkan lewat kisah-kisah panjang, atau lewat diskusi formal yang panjang. Kisah-kisah atau perumpamaan Yesus adalah sederhana dan langsung kena, kisah yang mudah disimak oleh siapa pun. Akan tetapi, dia juga menggunakan kotbah, dan kotbah yang terkenal adalah kotbah bukit (kotbah ini bukanlah satu kotbah panjang, melainkan adalah intisari yang diambil dari ucapan-ucapan Yesus dalam berbagai kejadian). 

Di samping memberikan ajaran, Yesus juga menyembuhkan banyak penyakit dan bahkan menghidupkan kembali orang mati. Perlahan-lahan namanya termasyhur ke seluruh negeri dan orang mulai berbisik-bisik mempersoalkan siapakah dia. Pertama kali Yesus mengaku sebagai "juru selamat" yang telah lama dinanti-nantikan di Caesarea Phillippi. Setelah dia menanyakan kepada murid-muridnya tentang siapakah dia disebut khalayak ramai, dia bertanya tentang siapakah dia di mata para muridnya? Petrus, yang merupakan orang pemberani, menjawab, "Engkau adalah juru selamat." Semenjak itu Yesus mulai memperkenalkan ajaran-ajaran dan perintah-perintahnya kepada kedua belas muridnya tentang tujuan kedatangannya. Lalu dia diberi nama Kristus yang berarti "orang yang diurapi." Segera setelah pengakuan oleh Petrus tentang dia (Yesus) sebagai "juru selamat," dia mengajak Petrus, Yahya dan Yacob ke suatu bukit, di mana pakaian dan wajah Yesus menjadi bercahaya putih mengkilap dan dia berkomune dengan Nabi Elisa dan Musa. Peristiwa ini disebut Transfigurasi (perubahan tubuh). 

Namun selama tiga tahun misi Yesus, tantangan terhadap ajarannya meningkat terutama dari pihak Parisi dan Saduki. Kaum Saduki adalah kelompok kecil aristokrat yang sangat berpengaruh yang mengaku sebagai keturunan Sulaiman. Kelompok Parisi terbentuk pada saat Kekaisaran Yunani ingin menanamkan pengaruhnya di Palestina, dan Kaum Parisilah yang sangat menentang pengaruh (Helenisasi) ini. Kedua kelompok ini, dengan alasan yang berbeda, memusuhi Yesus; kaum Parisi menolak karena ajaran-ajaran Yesus menentang sikap kaum Parisi. Kita tahu orang Yahudi sangat berpegang erat kepada 10 perintah Allah, sementara Yesus memperbaharui penafsiran tentang makna kesepuluh perintah tersebut. Selama bertahun-tahun hukum itu berubah menjadi doktrin yang mendasari ajaran Yudaisme, yang menjadi dasar bagi orang Yahudi untuk mengasihi Tuhan dan sesamanya. 

Bagi kebanyakan orang Parisi, tradisi lebih penting daripada hukum, dan Yesus sangat lantang menentang sikap orang Parisi ini. Kaum Saduki menentang Yesus karena mereka bekerja sama dengan bangsa Romawi, dan karena itu mereka sangat berpengaruh dan menikmati hak-hak istimewa. Mereka khawatir Yesus bias menimbulkan kesulitan yang berakhir pada situasi yang mengancam pada prestise dan kekuasaan mereka. Setelah kira-kira tiga tahun, Yesus pergi ke Yerusalem, menunggang keledai dan disambut sebagai pembebas dan "juru selamat," karena saat itu bertepatan dengan berlangsungnya pesta paskah dan Yerusalem dipadati oleh banyak manusia. Paskah adalah hari yang ditunggu-tunggu bagi kedatangan"juru selamat" bangsa Yahudi, sehingga suasana saat Yesus memasuki kota amatlah eksplosif. Lalu dia masuk ke Bait Allah dan mengusir semua pedagang, pembunga uang dan orang-orang lain yang dia anggap mengotori tempat suci tersebut. Penduduk menunggu tindakannya yang selanjutnya, yakni hal mengumumkan dirinya sebagai Raja yang akan mengusir penjajah Romawi; namun tindakan yang ditunggu-tunggu itu tidak pernah muncul. Sebaliknya Yesus mengadakan perjamuan dengan murid-muridnya, yang dinamakan perjamuan terakhir (sebagian cendekiawan menyebutnya perjamuan paskah), sesudah itu dia pergi ke Taman Getsemane. Di sana dia ditangkap serdadu yang dipimpin oleh Yudas Iskariot.

Pertama kali setelah ditangkap, Yesus diajukan ke hadapan para imam dan dituduh menghujat Allah, suatu kejahatan besar dalam hukum Yahudi, namun karena mereka tidak dapat menjatuhkan hukuman mati, keputusan mereka harus disahkan oleh penguasa Romawi. Lalu Yesus dihadapkan kepada penguasa, Pontius Pilatus, dan dituduh melakukan pemberontakan subversi dan menghindari pajak; Pilatus tidak ingin menghukum orang yang tidak bersalah, namun disebabkan tekanan para imam dan amarah bangsa Yahudi -yang merasa tertipu kalau Yesus tidak memperlihatkan diriny sebagai "juru selamat" dalam arti penuh kemenangan dalam peperangan- dia terpaksa membuat keputusan yang tidak menyenangkan dan Yesus dihukum dengan penyaliban. 

Putusan itu dilaksanakan, dan Yesus mati setelah penuh penderitaan selama tiga jam di kayu salib. Akan tetapi, bagi Gereja Kristen, itu bukanlah akhir, melainkan adalah awal. Tiga hari kemudian Yesus bangkit dari kematian (tiga hari berdasarkan perhitungan Yahudi –Yesus meninggal hari Jumat dan bangkit hari Minggu). Para wanita yang pergi ke makamnya pada Minggu pagi menemukan makamnya sudah kosong, namun pakaiannya masih terlipat di dalam kubur. Kemudian Yesus sendiri menampakkan dirinya kepada mereka; kemudian mereka berlari untuk memberitahukan hal itu kepada murid-murid Yesus yang sebelumnya meragukan kebangkitan Yesus; namun kemudian mempercayainya. Beberapa saat kemudian Yesus mengajak mereka ke suatu bukit, memberkati mereka lalu mereka terangkat ke surga. Semenjak itu Yesus tidak pernah menampakkan diri lagi di bumi ini. 

Sementara itu murid-murid Yesus tidak bisa menentukan langkah-langkah mereka seterusnya. Namun pada hari Pantekosta, pada saat mereka semua berkumpul di Yerusalem, Roh Kudus turun dari surga dan hinggap pada masing-masing mereka. Sejak itu mereka diubahkan, tidak lagi cemas dan takut, melainkan sudah menjadi rasul-rasul yang berani yang menjelajahi dunia ini untuk menyampaikan kabar gembira tentang Tuhan Yesus Kristus. 

Pada awalnya mereka berharap Yesus segera muncul kembali, namun hal itu tidak terjadi demikian. Iman baru ini segera menyebar di seluruh dunia lama. Hebatnya, misi penyebaran Injil yang paling spektakuler bukanlah oleh salah satu murid Yesus melainkan adalah oleh Saul (Paulus) dari Tarsus, yang mengalami pertobatan pada saat dia dalam perjalanan ke Damascus untuk menangkapi orang-orang Kristen; sebagai hasil pertobatan ini, dia banyak melakukan perjalanan untuk pekabaran Injil, mengalami penderitaan yang berat, bahkan mati martir demi imannya Dia menuliskan banyak surat nasihat dan penguatan iman kepada gereja-gereja baru yang dia dirikan, dan dokumen-dokumen ini, yang terdapat dalam PerjanJian Baru, sangat penting karena merupakan salah satu tulisan Kristen pertama yang kita miliki.

TerPopuler