Peradaban Pada Masa Jahiliyah -->

Peradaban Pada Masa Jahiliyah

Peradaban Pada Masa Jahiliyah


Asal usul bangsa Arab

Bangsa arab mempunyai akar panjang dalam sejarah, mereka termasuk ras atau bangsa caucasoid, dalam sub ras Meditteranean yang anggotanya meliputi wilayah sekitar laut tengah, Afrika utara, Armenia, Arabia dan Irania. Bangsa Arab hidup dengan berpindah-pindah, karena tanahnya terdiri gurun pasir yang kering dan sangat sedikit sekali turun hujan. Perpindahan mereka dari suatu tempat ke tempat yang lain itu mengikuti tumbuhnyastepa atau padang rumput yang tumbuh di tanah Arab di sekitar oasisatau genangan air setelah turun hujan. Padang rumput diperlukan oleh bangsa Arab yang disebut juga bangsa Badawi, badawa, badui, guna mengembalakan ternak mereka yang berupa domba dan kuda serta kuda, sebagai binatang unggulnya. Mereka mendiami wilayah Jazirah Arabia yang yang dahulu merupakan sambungan wilayah gurun yang membentang dari barat, sahara di Afrika hingga ke timur melintasi Asia, Iran-tengah dan Gurun Gobi di Cina.wilayah itu sangat panas dan kering karena uap air laut yang ada di sekitarnya (laut Merah, Lautan hindia dan laut Arab) tidak memenuhi kebutuhan untuk mendinginkan daratan luas yang berbatu itu. Penduduk Arab tinggal di kemah-kemah dan hidup berburu untuk mencari nafkah, bukan bertani dan berdagang yang tidak di yakini sebagai kehormatan bagi mereka, memang negeri itu susah untuk ditanami.

Bangsa Arab telah dapat mendirikan kerajaan, diantaranya ialah Saba’, Main dan Qutban serta Himyar. Semuanya di Yaman. Di utara Jazira berdiri kerajaan Hirah ( manaridah) dan Gassan (gassasinah). Hijaz menunjukan wilayah yang tetap merdeka sejak dahulu karna miskin wilayahnya, namun terdapat tempat suci, yakni Mekkah yang di dalamnya berdiri ka’bah sebagai pusat beribadah sejak dahulu, disamping ada sumur Zam-zam yang ada sejak nabi Ismail.

Makkah selalu ramai didatangi oleh para peziarah hajipada bulan-bulan haji. Sudah ada pengaturan kekuasaan di Mekkah sejak dahulu, suku Amaliqah adalah yang berkuasa di sana sebelum lahirnya Ismail. Kemudian datang suku jurhum ke Mekkah dan dapat menggeser kedudukan Amaliqah. Ketika jurhum berkuasa itu lahirlah Ismail, yang lalu kawin dengan anggota suku tersebut. Lama suku jurhum menguasai Mekkah, yang nantinya diganti oleh suku kuza’ah pada tahun 207 SM, dan akhirnya khuza’ah digeser oleh Quraisy kira-kira tahu 440 M. dibawah pimpinan Qusai. Ialah yang mengatur urusan yang berkenaan dengan ka’bah. Ia meninggal dunia pada tahun 480 M. dan diganti oleh anaknya, Abdud Dar. Tetapi sepeninggal Abdud Dar terjadi perselisihan antara cucu-cucun Qusai dan anak-anak saudaranya, Abdul Manaf, tentang siapa yang berhak kekuasaan atas Mekkah, pertentangan itu diselesaikan dengan membagi kekuasaan, yakni pengaturan air dan pajak atas Makkah diserahkan kepada Abdus Syam, penjagaan Ka’bah di serahkan kepada cucu Abdud Dar. Sedangkan Abdus Syam menyerahkan lagi urusannya kepada saudaranya yang bernama Hasyim, tetapi anak Abdus Syam, Umayah, berlaku sombong, memusuhi pamannya sendiri, hasyim. Urusan-urusan itu akhirnya dipegang oleh anak Hasyim, Abdul Muthalib, kakek Nabi saw. Ia merupakan orang yang terhormat, bijaksana dalam memegang tampuk pemerintahan atas Mekkah, sehingga dapat bertahan sampai 59 tahun memerintah kota itu. Ia mempunyai banyak anak, dan diantara anak-anaknya itu ialah Abdullah, ayah Muhammad saw.

Agama bangsa arab

Penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam antara lain yang terkenal adalah penyembahan terhadap berhala atau paganisme. Menurut Syalabi penyemnahan terhadap berhala itu pada mulanya ialah ketika oang-orang Arab itu pergi keluar kota mekkah, mereka selalu membawa batu yang diambil sekitar Ka’bah, mereka mensucikan batu dan menyembahnya di mana mereka berada lama lama dibuatlah patung yang disembah dan mereka berkeliling mengitarinya (tawaf), dan disaat-saat tertentu mereka masih mengunjungi ka’bah. Kemudian mereka memindahkan patung-patung mereka disekitar ka’bah. Yang jumlahnya mencapai 360 buah. Disamping itu ada patung patung besar yang ada di luar Mekkah, yang terkenal ialah Mana/manata di dekat Yasrib atau Madinah, al-Latta di Taif, menurut riwayat yang tersebut terahir adalah yang tertua, dan al-Uzza di Hijaz. Hubal adalah patung yang terbesar yang terbuat dari batu akik yang berbentuk manusia yang diletakkan di dalam ka’bah. Mereka mereka percaya bahwa menyembah berhala-berhala itu bukan menyembah kepda wujud berhala itu tetapi hal tersebut dimaksudkan sebagai perantara untuk menyembah tuhan, sebagaimana di terangkan dalam al-Quran az-Zumar : Terjemahnya: kami tidak menyembah kepada mereka, tetapi agar mereka mendekatkan diri kepada tuhan sedekat-dekatnya.

Namun demikian dikalangan bangsa Arab masih ada yang tidak suka menyembah berhala, di antara mereka adalah Waraqah ibnu naufal dan Usman ibn Jahsy yang ragu-ragu, ketika Islam datang ia menganutnya tetapi kemudian ia menganut agama masehi, Zaid ibn Umara tidak tertarik kepada agama masehi, tetapi juga enggang menyembah berhala sehingga ia mendirikan agama sendiri dengan menjauhi berhala dan tidak mau memakan bangkai dan darah.

Agama masehi di peluk oleh penduduk Yaman, Najran dan Syam. Sedangkan agama yahudi dipeluk oleh penduduk Yahudi imigran di Yaman dan Yasrib yang besar jumlahnya, disampig itu adapula yang memeluk agama Majusi (mazdaisme), agama orang-orang Persia. Para penganut agama masehi itu saling berselisih satu sama lain, seperti tentang kesucian Maryam apakah ia lebih utama dari anaknya, Isa al-Masih, atau anaknyalebih utama dari ibunya. Mereka berpecah-pecah menjadi banyak sekte. Terhadap perselisihan itu kaum Yahudi tidak melerainya, bahkan mereka tidak menyukainya karna mereka telah mengusirnya dari negeri Palestina. Tetapi hubungan kaum yahudi dengan bangsa arab yang menyembah berhala itu menunjukan kebaikan.

Demikianlah keadaan bangsa Arab menjelng lahirnya Muhammad saw, yang membawa islam di tengah-tengah mereka yang pangan itu, masa itu biasa disebut dengan masa Jahiliyah, masa kegelapan dan kebodohan dalam hal agama, bukan dalam hal-hal yang lain, seperti ekonomi perdagangan dan sastra, dalam dua hal yang terakhir itu bangsa Arab telah mencapai perkembangan yang pesat. Mekkah bukan saja merupakan pusat perdagangan lokal akan tetapi ia adalah jalur perdagangan dunia yang penting pada saat itu, yang menghubungkan antara utara Syam dan selatan, Yaman, antara timur, Persia dan barat, Abesinia dan Mesir. Keberhasilan Mekkah menjadi pusat perdagangan internasional pada saat itu adalah karena kejelian Hasyim sekitar abad ke enam Masehi dalam mengisi kekosongan peranan bangsa laindibidang perdagangan di Mekkah. Peredaran dagang mereka sempat dikisahkan dalam Al-Quran surah Quraisy: Terjemahnya: Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka`bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.

Dalam sebuah buku History di jelaskan bahwa bangsa Arab biasanya disebut arab jahiliyah bangsa yang belum berperadaban, bodoh, tidak mengenal aksara. Sebutan itu tidak perlu menyebabkan kita berkesimpulan bahwa tidak seorang pun dari penduduk Jazirah Arab yang mampu membaca dan menulis, karena beberapa orang sahabat Nabi diketahui sudah mampu membaca dan menulis sebelum mereka masuk Islam. Baca tulis ketika itu belum menjadi tradisi, tidak dinilai sebagai sesuatu yang penting, tidak pula menjadi ukuran kepandaian dan kecendikiawan seseorang.

Akan tetapi, Bangsa Arab, terutama Arab bagian Utara, dikenal sebagai orang-orang yang memiliki kemampuan tinggi dalam menggubah syair, dan syair-syair itu diperlombakan dan yang unggul diantaranya ditulis untuk digantung di Ka’bah. Melalui teradisi sastra tersebut diatas diketahui bahwa peristiwa-peristiwa besar dan penting secara faktual ikut memberi pengaruh dan mengarahkan perjalanan sejarah mereka.

Note: masalah yang dihadapi historiografi Islam yang sampai sekarang belum mendapat pemecahan yang sempurna ialah mengenai Arab sebelum Islam, sehingga bagi penulis-penulis sejarah sangat sukar untuk menggalinya disebabkan kesulitan penggunaan methode sejarah ditambah dengan adanya riwayat yang saling bertentangan. Hal ini berbeda dengan penulisan sejarah sesudah Islam lahir karena segala sesuatunya sudah ada bahan yang tertulis di sertai keterangan terperinci.

TerPopuler