filsafat materialisme dan naturalisme -->

filsafat materialisme dan naturalisme



Sebelum kita memasuki pembicaraan tentang materialisme, terlebih dahulu akan kita lihat naturalism secara sepintas. Pembicaraan naturalism menjadi penting, karena materialisme merupakan bentuk dari naturalism. Kata natur atau alam yang dipaikai dalam filsafat buakan hanya terbatas pada alam lautan, gunung dan kehidupan liar. Akan tetapi, tercakup di dalamnya alam astronomi yang mencakup bagian-bagian luars dari ruang dan waktu, dari fisika dan kimia serta analisanya yang mungkin bersifat atom atau sub-atom. Dalam perspektif ini, kehidupan manusia mungkin tampak sebagai suatu perincian, akan tetapi kata alam tidak merupakan kebalikan dari manusia, karya-karyanya seta kebudayaannya. Alam mencakup semua itu dala suatu sestem fenomena yang satu serta tidak terbagi-bagi.

Naturalisme

Naturalism adalah teori yang menerima natura sebagai keseluruhan realitas. Istilah natura telah dipakai dalam filsafat dengan macam-macam arti, dari dunia fisika yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total dari fenomena-fenomanruang dan waktu. Natura adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains dan alam. Istilah naturalism adalah sebaliknya istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistic terhadap alam dengan adanya kekuatan atau ada (wujud) di atas atau di luar alam. Materialisme adalah sesuatu istilah yang sempit dan merupakan bentuk naturalism yang lebih terbatas, materialisme pada umumnya mengatakan bawa dunia ini tidak ada selain materi, atau natur (alam) dan dunia fisik adalah satu.

Pengertian Materialisme

Materialisme merupakan salah satu aliran dalam dunia filsafat. Materialisme adalah aliran yang memandang bahwa segala sesuatu adalah relitas, dan realitas seluruhnya adalah materi belaka. Kenyataan bersifat material dipandang bahwa segala sesuatu yang hendak dikatakannya adalah berasal dari materi dan berakhir dengan materi atau berasal dari gejala yang bersangkutan dengan materi. Tokoh aliran materialisme adalah Ludwig Freuerbach (1804-1872). Menurtnya hanya alamlah yang ada, manusia juga termasuk alam.

Istilah materialisme dapat diberi definisi dengan bebrapa cara. Pertama, materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi yang berada sendiri dan bergerak merupakan unsur-unsur yang membentuk alam dan bahwa akal dan kesadaran (conciouosness) termasuk di dalamnya segala proses fisikal merupakan metode materi tersebut dan dapat disederhanakan menjadi unsur-unsur fisik. Kedua, doktrin alam semesta dapat ditafsirkan seluruhnya dengan sains fisik. Kedua definisi tersebut mempunyai implikasi yang sama, walaupun cenderung untuk menjanjikan bentuk materialisme yang lebih tradisioal. Pada akhir-akhir ini, doktrin tersebut dijalaskan sebagai energism yang mengembalikan segala sesuatu pada bentuk energi, atau satu bentuk dari positivisme yang memberi tekanan untuk sains dan mengingkari hal-hal seperti ultimate nature, of reality.

Materialisme modern mengatakan bahwa alam (universe) itu kesatuan materil yang tak terbatas: alam, termasuk kesatuan materi yang tak terbatas; alam, termasuk di dalamnya segala materi dan enrgi (gerak atau tenaga) selalu ada dan akan tetap ada, dan bahwa alam (world); adalah realitas yang keras, dapat disentuh, materil, objektif, yang dapat diketahui oleh manusia. Materialisme modern mengatakan bahwa itu ada sebelum jiwa (mind)dan dunia material adalah yang pertama, sedangkan pemikiran tentang dunia ini adalah nomor dua.

Dalam pandangan materialisme, baik yang kolok maupun yang modern, manusia itu pada akhirnya adalah benda seperti halnya kayu dan batu. Orang materialis tidak mengatakan bahwa manusia sama dengan benda seperti kayu dan batu. Akan tetepi, materialisme berpandangan bahwa pada akhirnya dan pada prinsipnya, manusia hanyalah sesuatu yang materil. Dengan kata lain, materi betul-betul materi. Menurut bentuknya memang manusia lebih unggul ketimbang sapi, batu, atau pohon, tetapi pada eksistensinya, manusia sama dengan sapi. Dilihat dari segi keberadaannya juga sama.

Kelompok materialis, sebagaimana kelompok aliran-aliran filsafa lainnya, tidak sepakat atas segla persoalan, atau tidak berpegang seluruh pada persoalan-persoalan tersebut di atas. Dalam dunia sekarang, materialism dapat mengambil dari salah saru dua bentuk. Pertama, mekanisme atau materialisme mekanik, dan kedua, materialisme dialektik (dialectical materialisme) yang merupakan filsafat resmi dari Rusia, Cina, dan kelompok-kelompok komunitas lainnya di seluruh dunia.


1. Materialisme Mekanik
Dalam arti sempit, materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa semua bentuk dapat diterangkan menurut hukum yang mengatur materi dan gerak. Materialisme berpendapat bahwa semua kejadian dan kondisi adalah akibat Yang lazim atau bentuk-bentuk yang lebih tinggi dalam alam hanya merupakan bentuk yang lebih kompleks dari padabentuk inorgranik atau bentuk yang lebih rendah. Bentuk yang lebih tinhggi tidak mengandung materi dan energi baru dan prinsip sains fisik adalah cukup untuk menerangkan segala yang terjadi atau yang ada. Semua proses alam, baik inorganik atau organik, telah dipastikan dan dapat diramalkan jika segala fakta tentang kondisi sebelumnya dapat diketahui.

Cara berpikir yang sangat representative dari pandangan Yunani adaalah cara yang terkandung dalam kata Pythagoras, Plato, dan Aristoteles. Menurut pandangan ini, teraturnya dunia dan keberesannya disebabkan oleh adanya akal (mind) atau maksud (purpose). Filisof-fiosof Yunani lainnya berpendapat bahwa alam ini dapat dijelaskan hanya sebagai gerak. Atomisme kuantitatif dari Democritus mungkin merupakan penyajian pertama yang sistematik dari mekanisme. Aktivitas psikis hanya merupakan gerak atom-atom sangat lembut dan mudah bergerak, Epicorus dan penyair Romawi lucterius telah memopulerkan pandangan yang sama, sebelum mekanisme dilupakan orang pada abad pertengahan.

Dari abad ke-15 hingga abad ke-20 materialisme menjadi sangat besar pengaruhnya dalam pemikran Barat karena perkembangan pemikiran sains matematika serta metode eksperimen dalam ilmu alam. Banyak orang beranggapan bahwa dunia ini hanya terdiri dari kuantitas fisik yang dapat diukur dengan matematika. Descartes menggunakan konsep-konsep mekanik hanyauntuk dunia fisik. Tidak seperti kelompok materialis, ia mengakui adanya hal-hal yang tidak kebendaan. Thomas Hobbes bersikap lebih jauh dari pada Descartes. Ia berusaha untuk meninggalkan pengetahuan pada zamannya menjadi suatu filsafat. Ia melukiskan hidup gerak dalam akal dan sistem urat saraf. Pada abad ke-20 terdapat banyak ahli fisiologi, biologi, dan fisikologi yang menggunakan penafsiran fisik dan mekanik dalam penjelasan-penjelasan tentang makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia. Segala gerak, dari binatang-binatang yang jauh sampai pada pikiran~pikiran manusia (pikiran dianggap mereka sebagai gerak) dapat dijelaskan tanpa menggunakan prinsip-prinsip non~fisik.

Daya Tarik Materialisme Mekanik
Materialisme mekanik mempunyai daya tarik yang sangat besar karena kesederhanaannya. Dengan menerima pendekatan itu, seseorang merasa telah dapat membebasakan diri dari problema yang membingungkan selama berabad-abad. Apa yang real (benar, sungguh-sungguh ada) dalam manusia adalah badannya., dan ukuran kebenaran atau realitas adalah badannya, dan ukuran kebenaran atau kebenaran adalah sentuhan, penglihatan dan suara, yakni alat veritifikasi eksperimental.

Materialisme sebagai suatu teori dan metode telah memberikan hasil yang besar dalam sains alam. Banyak orang yang tidak dapat menjelaskan beberapa hal secara seksama sampai mereka dapat menjelaskannya secara mekanik. Dalam arti ini, sifat jelas (intettegebillity) menjadi sama dengan penjelasan mekanik dan materialistis. Kemudian, materialisme mekanik, dalam bentuknya yang meliputi banyak hal, tampaknya membebaskan telah membebaskan manusia dari tanggung jawab pribadi atau moral. Ukuran moral dari ajakan untuk mencapai ideal hanya akal berarti bahwa manusia itu memiliki “kemerdekaan bertindak”. Bagi sekelompok orang, tidak adanya tanggung jawab ini sangat menyenangkan, karena hal ini mengelurakan problema etika dan moralitas dari pertimbangan-pertimbangannya atau menjadikan problema tersebut bersifat subjektif dan relatif.

Implikasi Materialisme Mekanik
Materialisme yang sempurna mengandung determinasi yang sempurna dan universal serta menolak kebebasan memilih. Seseorang hanya bisa menerima fakta fisik sebagaimana yang terjadi dan sebagaimana dilukiskan oleh sains alam, kecuali jika menggunakan kekuatan materil untuk mengubah fakta-fakta fisik. Ini semua adalah implikasi dari materialisme mekanik yang tuntas.

Perkembangan terakhir dalam sains alam telah melemahkan dasar dari mekanisme lama dan materialisme. Pandangan mekanisme dan materialisme kuno yang berdasarkan pada mekanik Newton. Alih sains sekarang member perhatian pada bebrapa konsep baru, seperti organism novelity possibility (hal yang baru), potentiality (kemampuan), (kemungkinan), becoming (menjadi) dan pandangan sipengamat atau the poin of view of the observer: materialisme mekanik terpaksa melakukan satu dari dua kemungkinan, yaitu: pertama, mengingkari benda-benda yang merupakan realitas pokok dari sebagian besar dari manusia atau memberi kepada materi suatu kekuatan untuk menjadi seseorang yang sadar dan memerhatikan kebenaran, keindahan kebaikan, dan cinta dunia telah memunculkan manusia-manusia yang menjadi pengungkap-pengungkap materialism dan menjadi pencipta mesin-mesin. Alam telah memunculkan manusia~manusia dengan rasa cinta dan kebencian, dengan harapan dan aspirasi dengan kesadaran dan akal. Mereka berusaha untuk mencapai idealdengan kerja keras. Mereka menceburkan diri kedalam aktivitas yang cocok dan menengok masa silam dan masa yang akan datang.

Materialisme Dialektika

Materialisme dialektika merupakan ajaran Marx mengenail hal ihwal alam secara umum. Perkembangan manusia dan masyarakat pun tunduk dan mempunyai watak yang materialistis dan dialektis. Oleh sebab itu, bila teori ini pada gejala masyarakat, timbullah apa yang dinamakan materialisme historis.

Materialisme dialektik timbul dari perjuangan yang hebat, yang muncul sebagai akibat dari Revolusi Industri. Menurut materialisme, di dunia ini, tidak ada sesuatu, selain benda dan gerak (matter in motion), benda tidak akan bergerak, kecuali dalam ruang dan waktu. Tiada tempat bagi Tuhan di dunia ini. Oleh karena itu, materialisme dialektika merupakan buah dari teori gerak dan perkembangan.

Pandangan materialisme yang menyatakan bahwa realitas seluruhnya terdiri dari materi, berarti bahwa tiap-tiap benda atau kejadian dapat dijabarkan kepada materi atau salah satu proses materiil. Dalam filsafat Karx, tampak ada pandangan dualistik, yaitu ia mengaggap alam ini terdiri dari dua kenyataan, yaitu materi dan ide atau kesadaran (consciousness). Materi diartikan segala sesuatu yang merupakan objek atau kegiatan rohaniah manusia yang meliputi pikiran, perasaan, kemauan, watak, sensasi, cita-cita dan sebagainya.

Asas Gerak
Gerak (motion) dirtikan perubahan pada umumnya. Gerak adalah salah satu tanda adanya benda. Setiap benda, yang terkecil hingga yang terbesar, dari setitik atom hingga matahari, semuanya selalu bergerak. Artinya, selalu berubah, berkembang, dan lenyap. Kadang-kadang, gerak itu membentuk suatu keseimbangan sehingga menjadi diam, tidak bergerak. Jadi, pada hakikatnya, diam itupun gerak. Gerak adalah absolute, sedangkan diam itu relative. Gerak, menurut Engels, terdapat dalam bidang mekanis, alamiah, kimia, biologi dan juga dalam kehidupan social manusia. Gerak bagi Engels merupakan mode of exisance of nature. Tidak pernah ada materi tanpa ada gerak, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, gerak tidak bisa diciptakan (dalam arti creato ex nihilo) dan tidak dapat dihancurkan sebagaimana materi itu sendiri. Gerak hanya bisa dipindahkan. Bila gerak itu dipindahkan dari satu benda lain, ada dua gerak: gerak aktif yang menyababkan gerak, dan gerak pasif yang menjadi perubahan gerak itu. Gerak aktif disebut force dan gerak pasif disebut manifestation of force.


Asas Saling Berhubungan
Perubahan dan perkembangan gerak disebabkan oleh alam semesta ini berhubungan satu sama lain. Perubahan dalam satu bagian akan menyebabkan perubahan pada bagin lainnya. Demikian pula, hubungan itu terjadi diantara masa lampau dan masa kini.
 
Materialisme Dilektika dan Materilaisme Historis
Materilisme dialek merupakan ajaran marx mengenai hal ihwal alam secara umum. Perkembangan sejara manusia dan msyarakat pun tunduk dan mempunyai watak yang materialistik dialektis. Oleh sebab itu, bila teori itu dipaparkan pada gejala masyarakat akan timbul apa yang dinamakan materialisme histori.

Dialektika Hegel digunakan untuk memahami gejala masyarakat. Pengertian materialisme historis di sini ialah dalam filsafat Hegel, “roh” yang merupakan tesis terjun dalam materi atau alam yang merupakan alam Roh dan alam didamaikan dalam sintesis, seni, agama dan filsafat. Proses dialekti ini dibicarakan tentang alienasi, yaitu kalau roh terjun materi yang merupakan “Negara asing”, di sana roh berada “di luar sendiri”. Akan tetapi, menurut Marx tidak demikian. Manusia roh yang terjun dalam materi. Manusia “bergantung” pada alam, terutama mempunyai sifat aktif terhadap alam. Manusia, bersama alam, pakaian, makanan, tempat tinggal, dan sebagainya. Jadi, alam “dihuma” manusia “dinaturalisasi”.

Perancis adalah pandangan yang menganggap segala macam gerak atau gejala-gejala yang terjadi dialam itu dikuasai oleh gerakan mekanika, yaitu pergerakan tempat dan perubahan jumlah saja. Bahkan manusia dan segala aktivitetnya pun dipandang seperti mesin yang bergeraka secara mekanik.


Macam-Macam Materialisme :

  1. Materialisme rasionalistik. Materialisme rasionalistik menyatakan bahwa seluruh realitas dapat dimengerti seluruhnya berdasarkan ukuran dan bilangan (jumlah);
  2. Materialisme mitis atau biologis. Materialisme mitis atau biologis ini menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa material terdapat misteri yang mengungguli manusia. Misteri itu tidak berkaitan dengan prinsip immaterial.
  3. Materialisme parsial Materialisme parsial ini menyatakan bahwa pada sesuatu yang material tidak tedapat karakteristik khusus unsur immaterial atau formal;
  4. Materialisme antropologis. Materialisme antropologis ini menyatakan bahwa jiwa itu tidak ada karena yang dinamakan jiwa pada dasarnya hanyalah materi atau perubahan-perubahan fisik-kimiawi materi;
  5. Materialisme dialektik. Materialisme dialektik ini menyatakan bahwa realitas seluruhnya terdiri dari materi. Berarti bahwa tiap-tiap benda atau atau kejadian dapat dijabarkan kepada materi atau salah satu proses material. Salah satu prinsif di materialisme dialektik adalah bahwa perubahan dalam kuantitas. Oleh karena itu, perubahan dalam materi dapat menimbulkan perubahan dalam kehidupan, atau dengan kata lain kehidupan berasal dari materi yang mati. Semua makhluk hidup termasuk manusia berasal dari materi yang mati, dengan proses perkembangan yang terus-menerus ia menjadi materi yang memiliki kehidupan. Oleh karena itu kalau manusia mati, ia akan kembali kepada materi, tidak ada yang disebut dengan ke hidupan rohaniah.

TerPopuler