fungsi majelis ta’lim dalam penyadaran beragama -->

fungsi majelis ta’lim dalam penyadaran beragama


Majelis talim berasal dari dua suku kata, yaitu kata majelis dan kata talim. Dalam bahasa Arab kata majelis (مجلس ) adalah bentuk isim makan (kata tempat) kata kerja dari (جلس)yang artinya tempat duduk, tempat sidang, dewan. Kata talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( علم-يعلم-تعلم ) yang mempunyai arti pengajaran.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul.

Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama Islam.

Tujuan Majelis Ta’lim
Tujuan Majelis Talim Mengenai tujuan majelis talim, mungkin rumusnya bermacam-macam. Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi, lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya.

Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr. Hj. Tuty Alawiyah, ia merumuskan bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya, yaitu: pertama, sebagai tempat belajar, maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agamayang akan mendorong pengalaman ajaran agama. Kedua, sebagai kontak sosial makatujuannya adalah silaturahmi. Ketiga, mewujudkan minat sosial, maka tujuannyaadalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan jamaahnya. M. Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yangdiadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun perkotaan adalah:
  1. Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib.
  2. Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
  3. alam semesta.
  4. Inspirasi, motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatanpembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama.
  5. Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan selaras.
H. M. Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam, beliau mengemukakan pendapatnya tentang tujuan majelis ta,lim sebagai berikut: Tujuan majelis ta’lim adalah mengokohkan landasanhidup manusia Indonesiapada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya secara integral, lahiriyah dan batiniyahnya, duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang kegiatannya. Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita.

Islam mendefinisikan agama bukan hanya berkaitan dengan spiritualitas atau ritualitas, namun agama merupakan serangkaian keyakinan, peraturan serta tuntutan moral bagi setiap aspek kehidupan manusia., termasuk ketika manusia berinteraksi dengan sesama manusia atau alam semesta.

Ekonomi, secara umum, didefinisikan sebagai hal yang mempelajari perilaku manusia dalam menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan manusia. Dengan demikian, ekonomi merupakan suatu bagian dari agama.

Peranan Majelis Ta’lim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya, termasuk organisasi pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal, karena tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum, lama waktu belajar, tidak ada kenaikan kelas, buku raport, ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga pendidikan formal yaitu sekolah.

Dilihat dari segi tujuan, majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya.Dilihat dari aspek sejarah sebelum kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia. Di samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia, lembaga ini ikut serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional. Dilihat dari bentuk dan sifat pendidikannya, lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk langgar, suarau, rangkang.

Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non formal Islam.Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti madrasah, sekolah, pondok pesantren atau perguruan tinggi. Ia juga bukan organisasi massa atau organisasi politik. Namun, majelis talim mempunyai kedudukan tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain:
  1. Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT.
  2. Taman rekreasi rohaniah, karena penyelenggaraannya bersifat santai.
  3. Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam.
  4. Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umat dan bangsa.

Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agamaIslam sesuai tuntunan ajaran agama. Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk, memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial budaya dan alam sekitar masing-masing, menjadikan umat Islam sebagai ummatan wasathan yang meneladani kelompok umat lain. Untuk tujuan itu, maka pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional selaku khalifah dibuminya sendiri. Dalam kaitan ini H.M. Arifin mengatakan: Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral, lahiriah dan batiniahnya, duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan), sesuai tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang kegiatannya. Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita.

Materi yang dikaji dalam Majelis Ta’lim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan, Al-Quran serta tajwidnya, tafsir bersama ulum Al-Quran, hadits dan Fiqih serta ushul fiqh, tauhid, akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak, masalah Undang-Undang. Perkawinan dan lain-lain. Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain, Wail Nautar dan lain-lain. Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai pegangan misalnya fiqih Islam, karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku terjemahan.

Menurut pedoman Majelis Talim materi yang disampaikan dalam majelis talim adalah :

a. Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid, tafsir, Fiqih, hadits, akhlak, tarikh, dan bahasa Arab.

b. Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum, maka tema-tema atau maudlu yang disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat.

Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama, artinya dalam menyampaikan uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah SAW.

Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu penanganan yang tepat. Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim tidak terkesan kolot dan terbelakang. Majelis Talim adalah salah satu struktur kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat, maka selain

pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi.

E. Metode yang digunakan dlam Majelis Ta’lim
Metode adalah cara, dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam majelis talimuntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Makin baik metode yang dipilih makin efektif pencapaian tujuan. Metode mengajar banyak sekali macamnya. Namun bagi majelis talim tidak semua metode itu dapat dipakai. Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat dipakai alam majelis talim. Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi antara sekolah dengan majelis talim. Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim, yaitu.
  • Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan oleh guru terhadap peserta.
  • Metode Tanya Jawab, metode ini membuat peserta lebih aktif. Keaktifan dirangsang melalui pertnyaan yang disajikan.
  • Metode Latihan, metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan keterampilan dan ketangkasan.
  • Metode Diskusi, metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan.

Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi:
  1. Metode Ceramah, terdiri dari ceramah umum, yakni pengajar/ustadz/kiaitindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah khusus, yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi.
  2. Metode Halaqah, yaitu pengajar membacakan kitab tertentu, sementara jamaah mendengarkan.
  3. Metode Campuran, yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan kebutuhan.

Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya, seolah-olah hanya metode itu saja yang dipakai dalam majelis talim. Dalam rangka pengembangan dan peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain, walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan.

TerPopuler