upacara keagamaan yang sampai sekarang masih di agung-agungkan -->

upacara keagamaan yang sampai sekarang masih di agung-agungkan

A. Upacara-Upacara Keagamaan yang Hingga Sekarang Masih Ada
1. KHAUL ORANG SUCI
Sebagai wilayah proses islamisasi di jawa, tuban memiliki banyak petilasan yang di nisbahkan dengan makam-makam para wali. Di setiap makam wali di lakukanlah kegiatan khaul atau peringatan tentang perjuangan para wali. Jika terhadap tokoh-tokoh islam yang meninggal belakangan biasanya di lakukan bersama dengan kematiannya. Tradisi khaul tersebut dapat di lihat di banyak pesantren di jawa, khususnya pesantren-pesantren di jawa timur. Pada masa dewasa ini khaul telah menjadi tradisi baru yang menjanjikan bagi di kalangan um’at islam. Khaul adalah pola penghubung dengan generasi penerus dengan generasi pendiri sebuah orde keagamaan, misalnya tarekat atau pendiri pesantren yang pada masanya memiliki karishma yang sangat tinggi. Khaul menghadirkan nuansa kharisma itu datang lagi dan dianggap sebagai pengejawantahan kharisma tersebut. Semakin besar karisma kiai atau wali maka semakin besar nuansa khaul tersebut. Contoh

a. Khaul wali : Sunan Bonang
Khaul sunan bonang dan syaikh ibrahim asmaraqandi adalah contoh perjuangan tentang perjuangan tokoh penyebar agama islam dalam paket perayaan tradisi. Tidak di ketahui secara pasti kapan dan ide penyelenggaraan gagasan khaul tersebut bermula, tetapi secara antropologis dan sosiologis memperoleh kenbenaran denagan semakin banyaknya orang yang membutuhkan penyelesaian masalah-masalah di dalam kehidupannya, seperti persolan ekonomi, religiositas, kejiwaan bahkan politik. Ketika khaul di selenggarakan maka tak terhitung orang yang datang untuk membaca tahlil berdoa dan mengadukan segala macam persoalan kehidupan yang di rasakan menghimpit. Jadilah suasana khaul sebagai lautan doa yang ujung-ujungnya adalah memperoleh barakah dalam konsepsi mereka masing masing.

b. Khaul Syaikh Ibrahim Asmaraqandi
Meskipun syaikh asmaraqandi adalah kakek dari sunan bonang tetapi gunung khaulnya tidak semerih dengan gunung khaul sunan bonang. Berdasarkan acara khaul Syaikh Ibrahim Asmaraqandi yang telah di adakan ditahun 2002 terdapat begitu banyak susunan kegiatan diantaranya yaitu hari pertama diadakan Tahtimul qur’an bil nazar pagi hingga sore hari. Hari kedua yaitu tahtimul qur’an bil ghayb pagi hingga sore hari dan hadrah ISHARI pada malam harinya. Hari ketiga arak-arakan anak-anak yang akan di khitan pada pagi hari dan Tahlil Qubra sore hari dan di lanjutkan dengan pengajian pada malam hari. Hari keempat khitanan massal. Diantara acara-acara ini yang paling menarik adalah acra hadrah ISHARI , tahlil kubra arak arakan anak anak dan pengajian umum

Hadrah merupakan kesenian yang memiliki makna yang sangat besar dan bukan hanya sekedar kesenian biasa seperti musik dangdut, pop, ketoprak, ludruk, klenengan, dsb. Puncak dari kesenian ini adalah turunnya berkah atau barakah dari Allah melalui berbagai tawasulan yang di lakukan tawasulan di tujukan kepada para wali seperti wali Qutub syaikh abdul qadir jailani, syaikh abdul ibrahim asmaraqandi, seluruh masyayikh dan ulama-ulama terdahulu sampai nabi Muhammad Saw. Tawasulan adalah medium untuk menghubungkan Allah dengan hamba-hambanya yang suci dengan manusia yang sedang memuja dan memuji Allah dengan rasulnya. Pujian kepada Allah dan rasulnya pada hakekatnya ialah rayuan agar Allah dan rasulnya mencintai manusia sehingga berkat cinta tersebut segala keinginan yang bernuansa kebaikan akan di peroleh. Wujud dari semua itu adalah berkah. Inilah sebabnya dalam bacaan maqam yang di utamakan ialah dhuriyyah Nabi, Habib, yang mempunyai hubungan genealogis atau garis nasab dengan nabi. Melalui bacaan maqam dari dhuriyah Nabimaka jarak antara Nabi dengan peserta dan hadirin yang menyaksikan hadrah menjadi sangat dekat dan ini yang menjadikan barakah juga akan cepat di peroleh.

c. Khaul Mbah Andong Wilis
Tidak seperti khaul wali atau syaikh khaul mbah andong wilis dilakukan cukup sederhana. Gambaran kesederhanaan itu tampak dari peserta yang menghadiri acara ini hanyalah orang lokal, sedesa saja, dan tidak terdapat berbagai acara yang menggambarkan keragaman upacara dan detail-detail upacara sebagaimana upacara khaul dimakam sunan, wali atau syaikh. Bahkan hari dan tanggal pelaksanaannya juga tidak tetap, yang penting bulannya dan kesiapan mubalignya.

2. Ratib Dimakam Syaikh Ibrahim Asmaraqandi
Entah suatu kebetulan atau memang seperti itu seharusnya, bahwa ratiban dimakam syaikh ibrahim asmaraqandi dengan ratiban dimamakam Kwitam jakarta, tepatnya makam syaikh al-habib umar memiliki kesamaan. Ratib yang dibaca dimakam syaikh ibrahim asmaraqandi ini didasarkan atas petunjuk kiai hasyim dari bojonegoro. Kiai itu menyarankan agar tiap kamis malam jum’at dibacakan ratib. Bacaan ratib yang pertama adalah sebagaimana yang di sarankan oleh kiai hasyim.acra ratiban dimulai tahun 1995.

3. Manganan di Makam
Ada satu hal yang unik dalam tradisi ritual dimakam syaikh ibrahim asmaraqandi adalah kegiatan menganan makam yang di bedakan dengan upacara hole. Jika acara khaul diperuntuhkan khusus kepada orang suci syaikh ibrahim asmaraqandi maka upacara menganam dilakukan secara umum terhadap seluruh ahli kubur di dusun rembes, yang makamnya juga menyatu dengan makam syaikh ibrahim asmaraqandi.

Khaul merupakan tradisi elitis, artinya tradisi yang di lakukan oleh masyarakat terhadap orang besar (kiai atau ulama) yang memiliki sumbangan yang signifikan terhadap pengembangan islam. Misalnya, seorang telah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan (pesantren) atau orang suci (wali) yang telah menjadi penyebar islam, terutama dimasa penebaran islam awal di nusantara.

Masa dewasa ini khaul telah menjadi tradisi di dunia pesantren, orde tarekat dan khaul wali Allah di hampir seluruh jawa. Di beberapa pesantren besar di jawa timur, misalnya di jumpai khaul hadratus syaikh hasim asy’iari sebagai pendiri pesantren tebuireng, khaul kiai as’ad syamsul arifin sebagai pengembang pesantren salafiyah syafi’iyah situbondo , khaul kiai khalil di bangkalan, dan sebagainya. Dikalangan tarekat, juga di jumpai khaul kiai musta’in ramly di rejoso, khaul kiai adlan ali dicukir dan khaul kiai bisri samsuri di cukir. Selain itu ada juga khaul waliyullah yang dilakukan hampir di seluruh makam-makam wali di jawa.

Tradisi khaul memang dilakukan untuk menandai jasa-jasa yang pernah dibuat oleh orang yang telah meninggal. Suatu ketepatan mungkin, bahwa kebanyakan khaul di tetapkan berdasarkan hari kematian seorang tokoh. Khaul terhadap tokoh-tokoh yang di ketahui secara tepat kapan meninggalnya, maka khaul biasanya dilakukan pada saat itu. Akan tetapi untuk para wali, hanya ditetapkan berdasarkan bulan sesuai dengan urutan mana yang lebih dahulu. Seperti, khaul syaikh ibrahim dilakukan lebih dahulu ketimbang sunan-sunan yang lainnya. Khaul, dilakukan dalam kerangka menghadirkan masa lalu kemasa sekarang. Iya menjadi rantai penghubung tradisi masa lalu dengan masa sekarang

Khaul, sebagai tradisi yang berkaitan dengan elit masa lalu tidak hanya menghadirkan suasana ritual, akan tetapi juaga nuansa sosial dan ekonomi. Itulah sebabnya, khaul telah menjadi semacam festival tahunan. Seperti contoh khaul sunan bonang, selain upacara membaca Al-Qur’an, disebut sebagai tahtimul quran bi al ghaib dan tahtim alquran bil al nazor (membaca al quran dengan sistem hafalan dan sisem bacaan naskah), juga dilakukan upacara tahlil dan doa bersama. Selain itu juga terdapat festival hadrah ISHARI se jawa timur, dan juga nuansa ekonomi yang sangat kuat. Ketika acara khaul, jalan-jalan utama sekitar makam menjadi arena pasar tahunan. Belum lagi tidur pengajian yang selalu menghadirkan tokoh-tokoh nasional, seperti gus dur, A.S Hikam, mustafa bishri dan sebagainya.

Dalam skala yang lebih kecil, khaul syaikh ibrahim asmaraqandi pun juga menghadirkan suasana seperti itu. Selain upacara inti, tahlil, dan doa, serta bacaan Al-Qur’an (bi al gaib dan bi al-nazor), juga terdapat festival ISHARI lokal (tuban), sunatan massal, dan aktivitas ekonomi.

Perayaan ritual tersebut berbeda secara diametrikal dengan tradisi manganan yang di gelar sebagai upacara rakyat kecil pedesaan. Dalam upacara menganan tak ada hingar bingar festival yang bernunsa dan di konsumsi oleh kaum elit. Tak ada toko regional apalagi toko Nasional yang datang. Upacar ini hanya khusus di hadiri oleh orang lokal, tokoh lokal dengan kesederhanaan has pedesaan. Upacara menganan meskipun tidak bisa dilepaskan dengan tradisi orang besar berupa wasila kepada kaum auliah (wali-wali) dan Nabi, akan tetapi hakikatnya di tunjukkan kepada masyarakat desa-terutama yang telah meninggal-dengan harapan akan memperoleh ampunan dan kebahagiaan dalam kubur dan akhirat.

Digesikharjo, upacara manganan dilakukan setiap hari senin kliwon bulan maulid pada setiap tahun. Jadi patokannyabukan tanggal tetapi hari sekaligus pasarannya. Pelaksaan ritual menganan, dengan demikian tergantung kepada hari yang bertepatan dalam bulan mulud tersebut. Tidak di ketahui secara pasti, siapa yang memulai menggunakan hari itu untuk upacara meganan, tetapi hal itu telah di lakukan secara turun temurun. Menganan dahulunya dilakukan di sertai dengan sindiran pada malam hari. Semenjak tahun 1980-an tradisi mengundang sindir (tayuban) dihilangkan dan di ganti dengan pengajian.

B. Melestarikan Upacara.
Setiap tradisi di lestarikan melalui proses pelembagaan yang dilakukan oleh kaum elitnya. Dalam pelembagaan tradisi tersebut, sesungguhnya di maksudkan agar tradisi yang memiliki rangkaian panjang dengan tradisi sebelumnya tidak hilang begitu saja, akan tetapi tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari generasi ke generasi berikutnya. Inilah yang di sebut sebagai pewarisan nilai, kebiasaa, moral, dan ajaran-ajaran suci yang di absahkan melalui proses transformasi, sosialisasi dan enkulturasi.

Dalam proses pewarisan tradisi, didapati beberapa medium, antara lain adalah: pertama, medium pengajian. Seperti di ketahui bahwa salahsatu kegiatan yang hingga dewasa ini tetap menjadi sarana efektif bagi pelestarian dan pengembangan tradisi islam lokal adalah pengajian. Diwilayah pedesaan, pengajian merupakan medium penting dan melazimi berbagai aktivitas upacara dan non upacara, baik yang di selenggarakan dirumah, masjid atau tempat lain. Upacara kematian juga di ikuti oleh sambutan atau ceramah untuk mengantarkan keberangkatan jenazah. Dalam kegiatan perkawinan di jumpai kegiatan ceramah atau mau‘idzah hasanah. Upacara-upacara kalenderikal, seperti peringatan maulid nabi juga di ikuti dengan kegiatan ceramah agama. Demikian pula acara-acara ke organisasian juga selalu di ikuti dengan acara ceramah agama hakikatnya, ceramah agama adalah bagian penting dari berbagai kegiatan upacara maupun non-upacara dimasyarakat pedesaan pesisir.

TerPopuler