Trinitas Dan Perkembangannya Serta Konsep Trinitas -->

Trinitas Dan Perkembangannya Serta Konsep Trinitas

Trinitas Dan Perkembangannya Serta Konsep Trinitas
1. Trinitas Dan Perkembangannya
kelemahan dasar Kristen, yaitu trinitas, sudah lama dirasakan dalam umat kristen sendiri. Mereka berkelahi sengit. Arius seorang pendeta dari iskandariyah (mesir) berpendapat, bahwa Tuhan anak (yesus) tidak sama dengan Tuhan bapak (Allah Bapa), akan tetapi diciptakan oleh Dia. Seandainya pendapat Arius dikatakan pada abad ke- IV, tentu banyak yang menerima; begitulah kata Filusuf Betrand Russel. Akan tetapi pendapat Arius telah ditolak oleh majelis Nicea pada tahun 325 dengan suara manyoritas.

Suara para pendeta yang terbanyak mengatakan bahwa bapak dan anak adalah sama dan terdiri dari zat yang sama, akan tetapi mereka ada dua person. Pendapat ini di plopori oleh athanasius (297-373). Disamping pendapat tersebut, ada lagi pendapat ketiga, yakni pendapat Sabellius yang mengatakan bahwa Tuhan bapak dan Tuhan anak itu tidak merupakan dua persom tetapi hanya dua aspek dari satu persi. Jadi pada Tahun 325, seorang Kristen harus mengikuti paham Athanasius yang mengatakan bahwa Tuhan anak dan Tuhan bapak terdiri dari zat yang sama tetpi merupakan dua persi. Mengenai dua pendirian lain dianggap murtad.

Kemuadian dalam abad ke-V dan ke-VI timbul lagi soal yang hampir serupa, yaitu soal “inkarnasi”; artinya, Tuhan menjadi personal adalah hubungan antara Yesus dan Tuhan dari segi Anak dan Bapak dalam rangka trinitas , maka dalam soal inkarnasi; yang menjadi soal ialah hubungan antara anak dan bapak dari sifat kemanusian dan sifat ke Tuhanan bapak.

Seorang uskup dari konstantinopel, bernama Netorius, berpendapat bahwa dalam Yesus itu ada dua person Yesus dan pesonnya Tuhan. Itulah arti menentang kebiasaan yang berlaku pada waktu itu untuk ingkarnasi Tuhan menjelama dalam Yesus. Nestorius, juga mengatakan Maria maria sebagai ibu Tuhan, karena Maria hanya ibu personnya manusia Yesus, sedang persinnya Tuhan tidak punya ibu.

Dalam soal tersebut diatas gereja pecah, uskup-uskup sebelah timur Suez membantu Nestorius, sedangkan uskup-uskuo sebelah barat Suez berpihak kepada Cyril. Akhirnya dianggap perlu diadakan semacam kongres, yaitu council of Ephesus pada tahun 431. dalam siding besar itu para uskup sebelah barat Suez datang lebih dahulu dan menutup pintu majelis dimuka usku-uskup dari sebelah timur Suez tersebut mengambil keputusan menguatkan pendirian Cyril yang menjadi ketua siding.

Sebagai akibat Ephesus Council 431 tersebut, Nestorius dianggap murtad, akan tetapi ia tidak tunduk. Ia menjadi pendiri sakte Nestorian yang mempunyai pengikut banyak di Syriadan dunia timur. Penganiayaan terhadap pengikut pengikut nestor di syiria oleh kerajaan Byzantium yang beragama ortodox, telah menjadikan kepada mereka itu condong kepada tentara islam ada masa khalifah umar.

Counsil di epesus pada tahun 431, telah meng identifikasikan maryam sebagai dewa perempuan dalam mytologi yunani,m bernama’’ artenis,’’ dan banyak orang percaya bahwa maryam di kubur di Ephesus .

Pada tahun 449, setelah cyiril meninggal, satu synode( majlis) di Ephesus, berusaha melakukan untuk lebih jauh, sehingga akhirnya jatuh dalam keyakinan murtad, sebakik dari keyakinan nestor. Keyakinan murtad ini dinamakan mazhab “monopysite” yang mengatakan bahwa almasih itu hanya mempunyai sifat satu. ( yakni yang hanya mempunyai sifat ketuhanan saja dan tidak mempunyai sifat manusia). seandaynya Cyril masi hidup, ia akan membantu aliran ini dan menjadi murtad pula. Kaisar romawi membantu pendapat synide tersebut akan tetapi paus menentang. akhirnya paus leo mengadakan kongres lagi, yang mashur dengan nama “ concil of calcendon” tahun 451.

Siding tersebut mengutuk aliran monopysite dan mengesahkan ajaran inkarnasi. Jadi siding ephysus memutuskan, dalam diri isa hanya ada satu oknom, sedang dalam sedang calcedon memutuskan dalam diri isa ada dua watak, yaitu satu watak manusia dan yang satu watak ketuhanan. Pengikut aliran monopysite, seperti pengikut aliran nestorius, tidak mau menyerah. Mesir dan Abyssinia mengikuti aliran monopysite. Aliran monopysite telah mendorong orang mesirtentara orang islam yang datang pada masa umar.

2. Konsep Trinitas
Konsep ini mulai ada pada tahun 220 M, setelah kalender Masehi dimulai. Dan misi Yesus Kristus dilaksanakan di sekitar tahun 34-37 M. Berarti konsep Trinitas baru muncul 200 tahun setelah misi Yesus berakhir. Berarti selama 200 tahun, orang Kristen manapun tidak pernah mendengar tentang konsep trinitas. Dan memang umat Kristen pada masa-masa awal tidak setuju dengan konsep trinitas. Jadi ada sekte Kristen pada masa awal yang percaya bahwa Tuhan itu satu (tanpa trinitas). Dan Yesus Kristus memang mengajarkan bahwa Tuhan itu Esa.

Menurut Hans Kohn, seorang sarjana Kristen yang terkenal: “Di seluruh Perjanjian Baru tidak ada doktrin tentang satu Tuhan dalam tiga kepribadian, seperti keimanan adanya Tuhan Bapa, Yesus sang anak, dan Tuhan Roh Kudus. Tidak ada doktrin tentang Tuhan menjadi tiga atau trinitas.” Dengan kata lain, menurut Bible Harper Dictionary “Doktrin formal tentang trinitas seperti yang ditemukan dalam Dewan Gereja pada abad ke-4 dan ke-5, tidak ditemukan dalam Perjanjian Baru.” Dan dalam komentar lainnya, Hans Kohn berkata:“Konsep trinitarian adalah sesuatu yang rumit dan terkadang tidak masuk akal, dan butuh pemikiran keras untuk mengerti konsepnya.”

Hal lainnya yang dapat kita pelajari adalah para uskup Nicea menciptakan konsep trinitas untuk melawan para Arianisme. Ini adalah poin yang sangat penting. Aries adalah seorang uskup yang menentang trinitas. Dia berkata: Jika Tuhan adalah Bapa dan Yesus adalah Anak, maka pasti ada masa ketika sang Bapa mendahului sang Anak, jadi sang Anak tidak abadi. Bagaimana mungkin sang Anak bersifat abadi jika dia berasal dari sang Bapa? Pasti ada suatu waktu ketika Bapa mendahului anak. Argumen Aries adalah iman unitarian (menolak trinitas), dia percaya bahwa Tuhan itu satu, seperti kata Yesus Kristus sendiri. Dalam 3 tempat di Perjanjian Baru, Yesus Kristus ditanya tentang perintah Tuhan yang paling utama dan dia menjawab “Ketahuilah wahai Israel, Tuhanmu adalah satu.” Tidak pernah sekalipun dia menyebut-nyebut tentang trinitas.

Meskipun Kristen trinitarian sudah ditetapkan pada masa Konstantin, tapi paham ini pernah menghilang karena Konstantin meninggal. Dia meninggalkan 2 anak laki-laki, yaitu Constan dan Constantius. Constan lebih kuat daripada saudaranya. Dia memerintah setengah kerajaan sedangkan Constantius memerintah setengahnya lagi. Constan memaksa adanya gereja-gereja trinitarian di seluruh kerajaan. Dan Constan juga memaksakan iman trinitarian kepada Constantius yang merupakan Arian. Tapi Constan meninggal lebih dulu. Seiring Constan meninggal, maka Constantius menggantikan posisinya dan menetapkan Arian atau Kristen Unitarian di seluruh kerajaan. Jadi kerajaan kembali menjadi Kristen Unitarian.

Tapi hal ini belum berakhir. Setelah Constantius meninggal, Julian naik menggantikan tahtanya. Julian mencoba untuk mengembalikan Kerajaan Roma menjadi paganisme yang dulunya pernah dipraktekkan. Dia tidak berhasil karena hidupnya singkat. Ketika dia meninggal, anaknya mengambil alih, dan sekali lagi mereka terpecah belah. Yang satu menguasai setengah kerajaan di bawah Kristen Trinitarian, dan yang satunya lagi menguasai setengah lainnya di bawah Kristen Arian. Hingga akhirnya ketika mereka meninggal, Kristen Trinitarian telah tumbuh pesat dan menjadi Kristen Orthodox Roma.

TerPopuler