filsafat sosial dan metode berfikir aristoteles -->

filsafat sosial dan metode berfikir aristoteles

FILSAFAT SOSIAL DAN METODE BERFIKIR ARISTOTELES
filsafat sosial dan metode berfikir aristoteles
1. Riwayat Hidup
Filsuf ini dilahirkan pada tahun 384 SM, di Stagira, dan meninggal pada tahun 332 SM, pada usia 62 tahun. Ibu Aristoteles adalah seorang ahli kesehatan dari Raja Amyntas II, dan ayahnya juga seorang ahli kesehatan, penjinak binatang, dan pecinta alam yang pada akhirnya mempengaruhi pemikiran Aristoteles yang bersifat naturalistik.

Setelah kematian ayahnya, Aristoteles pergi ke Athena pada usia 18 tahun untuk belajar di academy dibawah asuhan Plato. Plato mengakui bahwa Aristoteles adalah muridnya yang paling brilliant, karena ia mampu mengembangkan pikirannya sendiri. Pada kematian Plato, Aristoteles memiliki hak terbesar untuk memimpin Academia, sekalipun demikian pimpinan jatuh ketangan kemenakan Plato. Aristoteles merasa perlu untuk meninggalkan Athena, ia akhirnya mengungsi ke istana Hermias. Di sini ia berdiam selama tiga tahun, kemudian ia menikahi anak angkat Hermias yang cantik, bernama Pythias.

Tahun 342 SM Aristoteles dipanggil ke istana raja Philip II dari Mecodonia untuk menjadi guru dari puteranya Alexander yang masih berusia 13 tahun. Sesuia dengan ide-ide pendidikannya sendiri, Aristoteles tidak mendidik Alexander sebagai murid privat, melainkan mendidiknya dalam satu sekolah bagi anak bangsawan Mecedonia. Setelah Alexander diangkat menjadi raja, Alexander memberikan bantuan kepada Aristoteles untuk membeli buku-buku guna mendirikan suatu perpustakaan dan sebuah museum serta mengumpulkan informasi-informasi ilmiah. Itulah sebabnya Aristoteles dapat mengumpulkan 158 konstitusi dari berbagai negara kota di jamannya. Hal itu pula yang menyebabkan dia mampu melakukan studi induktif yang luas berbagai masyarakat Yunani dan non Yunani.

Pada usianya yang ke 50 tahun Aristoteles kembali lagi ke Athena dengan membawa serta perpustakaan dan museumnya. Kemudian ia mendirikan Lyceum Apollo, suatu sekolah Aristoteles yang terkenal sebagai Parepatetic School, karena ia mengajarkan muridnya dengan berjalan-jalan di taman. Banyak diantara tulisan aristoteles merupakan catatan muridnya, cara yang demikian merupakan dasar yang baik bagi pembentukan pemikiran, karena muridnya merupakan kumpulan ingatan yang hidup. Kemudian Aristoteles menyingkir ke Calcis sampai ia meninggal. Pikiran Aristoteles bersifat ensiklopedis, adalah merupakan pembangunan banyak ilmu pengetahuan dan disiplin filsafat.

2. Metode Berfikir
Aristoteles berbicara tentang filsafat dan dunia realita. Pemikiran Aristoteles adalah objektif dan dan realitas, teorinya dibangun berlandaskan fakta-fakta, ia menemukan sember kebenaran pada pengalaman. Aristoteles merupakan orang pertama yang menggunakan metoda historis dalam mempelajari kenyataan sosial. Dia adalah pembangun logika, yaitu suatu ilmu tentang cara berpikir yang benar, ilmu pengetahuan menurutnya adalah bangunan pengetahuan yang masuk akal. Jelaslah bahwa Aristoteles tidak pernah memimpikan untuk memisahkan penyelidikannya tentang ‘apa yang ada’ dan ‘apa yang seharusnya ada’.

3. Filsafat Sosial
A. Ajaran Tentang Asal mula Masyarakat
Ada dua bentuk asosiasi manusia yang bersifat dasar dan essensial, yaitu asosiasi antara laki-laki dan wanita untuk mendapatkan keturunan, dan asosiasi antara penguasa dan yang dikuasai. Kedua asosiasi ini bersifat naturalistic (tidak disengaja). Negara berasal dari perkumpulan kampung/dusun, sedangkan dusun berasal dari kumpulan keluarga yang terbentuk secara alamiah. Ciri-ciri negara : merdeka penuh (full independent), memenuhi kebutuhan sendiri (self sufficiency) dan memiliki pemerintahan sendiri (self government). Negara adalah suatu ‘natural group’, dan manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon). Masyarakat manusia memiliki dasar kultur dan dasarnya yang alamiah.

B. Ajaran Tentang Organisasi Sosial
Aristoteles membagi ilmu tentang keluarga kedalam empat bagian :
1. Tentang hubungan antara tuan dengan budaknya.
2. Tentang hubungan antara suami dengan istri.
3. Tentang hubungan antara orangtua dengan anaknya.
4. Tentang ilmu atau seni keuangan.

C. Ajaran Tentang Sosial Development
Aristoteles mengemukakan bahwa monarki adalah merupakan bentuk pemerintahan yang paling tua dan primitif, yang bersumber langsung dari kekuasaan laki-laki dalam keluarga patriarchal. Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh kaum bangsawan yang memerintah untuk orang banyak. Dalam pikiran Aristoteles sebab-sebab daripada revolusi adalah bersifat psikologis dan karenanya dapat dicegah.

D. Ajaran Tentang Organisasi Politik
Aristoteles mengemukakan pembagian fungsi pemerintahan kedalam fungsi legislatif, eksekutif, dan judikatif, dengan maksud agar terdapat pengawasan satu sama lain. Ada enam bentuk fundamental daripada negara, yaitu : pemerintahan oleh seseorang disebut ‘Monarki’ apabila baik dan ‘Tyrani’ apabila buruk. Pemerintahan oleh sejumlah orang disebut ‘Aristokrasi’ apabila baik dan ‘Oligarkhi’ apabila buruk, pemerintahan oleh banyak orang disebut ‘Demokrasi’ dalam bentuk baik maupun korup.

E. Ajaran Tentang Social Progress
Aristoteles memiliki pengajaran tentang perbaikan sosial, yaitu ajaran tentang bagaimana membangun atau memelihara suatu masyarakat yang ideal yaitu melalui pendidikan.Ada tiga jalan yang dapat membuat manusia menjadi baik dan bijaksana, yaitu : Alam, habit dan akal atau pikiran.

Pendidikan mengandung dua hal, yaitu : ‘habituasi’ atau apa yang disebut dengan latihan membiasakan diri, dan pendidikan kekuatan-kekuatan rasional, yakni akal atau pikiran. Yang harus diperhatikan di dalam setiap pendidikan adalah meningkatkan karakter atau moral warga negara, karena karakter yang lebih tinggi akan menghasilkan tertib sosial yang tinggi pula.

Aristoteles menyatakan bahwa negara adalah suatu asosiasi yang tidak semata-mata bertujuan untuk menyelenggarakan perlindungan bersama atau mengusahakan kemakmuran komersial. Ada tiga kesejahteraan atau kehidupan individu yang bahagia menurut Aristoteles, yaitu :
1. External goods, or wealth (kekayaan).
2. Good of the body, or health (kesejahteraan).
3. Goods of the soul, or intelligence and character (kecerdasan atau karakter).
Sistem sosial yang baik menurut Aristoteles adalah suatu sistem dimana setiap orang dapat berbuat sebaik-baiknya dan hidup bahagia. Dengan demikian idealisme Aristoteles tentang masyarakat adalah merupakan idealisme seimbang antara kemakmuran material, kesehatan fisik, kecerdasan yang tersebar, dan karakter yang merata.

TerPopuler